Advertisement

Makanan & Pola Hidup Bukan Penyebab Utama Sakit Jantung

Akbar Evandio
Minggu, 21 Juli 2019 - 14:57 WIB
Nina Atmasari
Makanan & Pola Hidup Bukan Penyebab Utama Sakit Jantung Dokter Utojo Lubiantoro (kiri) dan dokter Boy Abidin berbicara di Seminar Awam Jantung dan Kateterisasi di Jakarta pada Sabtu (20/7/2019). - Antara/Akbar Evandio

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Saat ini banyak yang masih salah kaprah bahwa sakit jantung berasal dari makanan dan pola hidup.

Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading bersama dengan Kalbe dan Jakarta Heart and Vascular Center mengadakan seminar  awam mengangkat tema Jantung dan Kateterisasi yang digelar di Jakarta pada Sabtu (20/7/2019).

Advertisement

Utojo Lubiantoro, dokter yang menjadi salah satu pemberi materi, menjelaskan bahwa saat ini banyak yang masih salah kaprah bahwa sakit jantung berasal dari makanan dan pola hidup. Dia menyatakan bahwa itu bukan penyebab utama.

“Penyakit jantung koroner dan stroke ini sebenarnya masuk kategori penyakit degeneratif, kita tidak tahu penyebabnya, memang ada beberapa faktor risiko yang lebih tinggi tapi tidak selalu. Kuncinya harus melakukan medical check up untuk laki-laki pada umur 30-an, sedangkan perempuan saat setelah usia menopause,” jelasnya.

Spesialis jantung dan pembuluh darah ini menjelaskan sumbatan pada pembuluh darah terjadi mulai dari dinding pembuluh darah. “Jadi, intinya plak itu bagian dari dinding pembuluh darah. Plak ini bukan menempel, tapi tumbuh dan sampai saat ini belum ada obat yang bisa menghancurkan plak.”

Utojo mengatakan bahwa sampai saat ini penyebab menumbuhnya plak pasti masih belum diketahui. Plak bisa tumbuh dimana saja tapi paling banyak tumbuh di pembuluh koroner. Gejala yang khas dalam medis disebut anginatektoris yaitu rasa nyeri atau tidak nyaman di dada akibat otot jantung tidak mendapat cukup darah karena tersumbat di pembuluh koroner.

“Ada tiga sifat, pertama selalu merasa tidak enak di dada merasa nyeri tumpul. Kedua, lokasi nyeri di leher, rahang, bahu, lengan, ulu hati, nyeri tidak hanya di dada. Karakteristik umumnya terjadi ketika aktivitas atau stress. Ketiga, cepat capek, sesak nafas, dan pusing,” paparnya.

Dia mengatakan bahwa yang terpenting ketika menghadapi pasien sakit jantung adalah membuatnya dalam posisi duduk tegak, serta jangan ditidurkan, karena ketika pasien sesak kemudian diposisikan terbaring akan membuat beban jantung bertambah karena aliran darah semakin cepat beredar ke jantung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pengadaan Lahan Tol Jogja-Bawen Capai 91 Persen, Pembayaran Ganti Rugi Bakal Dilakukan Dalam Waktu Dekat

Sleman
| Jum'at, 26 April 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Mobil Mewah Harvey Moeis Disita Kejagung, Kali Ini Ferrari dan Mercy

News
| Jum'at, 26 April 2024, 12:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement