Advertisement

Penelitian Terbaru, Masker Cegah 23 Kali Lipat Tetesan Batuk

Newswire
Kamis, 22 Oktober 2020 - 12:37 WIB
Nina Atmasari
Penelitian Terbaru, Masker Cegah 23 Kali Lipat Tetesan Batuk Ingat Pesan Ibu, Jangan Lupa Pakai Masker. - Harian Jogja/Dok

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Di masa pandemi Covid-19, warga diwajibkan memakai masker saat beraktivitas, guna mencegah penyebaran virus tersebut

Penelitian terbaru menemukan bahwa penggunaan masker penutup wajah saat batuk, menghasilkan pengurangan 23 kali lipat pada tetesan batuk yang melayang di udara, daripada jika penutup wajah tidak digunakan sama sekali.

Advertisement

Para ilmuwan menemukan bahwa volume "awan" tetesan yang dikeluarkan saat batuk tanpa masker, tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan masker bedah dan 23 kali lebih besar dibandingkan dengan masker N95.

Baca juga: Epidemiologi: Protokol Kesehatan 3M Kunci Mengakhiri Covid-19

Para ahli juga menemukan "awan" batuk bisa berada di udara selama lima hingga delapan detik, setelah itu "awan" mulai menghilang, terlepas dari ada atau tidaknya penggunaan masker.

Masker telah dipercaya oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan pemerintah di seluruh dunia untuk mengatasi penyebaran virus Corona (Covid-19).

Meskipun ada banyak bukti yang mendukung penggunaannya, tim di balik penelitian terbaru mengatakan konsep tetesan yang tersebar di udara sekitarnya masih kurang dipahami secara luas.

Baca juga: Mulai Besok, 6 Bandara AP I Termasuk YIA Hapus Passenger Service Charge

"Peran udara yang dikeluarkan selama batuk dan bersin serta pencampuran berikutnya dengan udara sekitar adalah hal yang penting dalam memahami penyebaran pandemi," kata Amit Agrawal dan Rajneesh Bhardwaj, penulis penelitian, seperti dikutip Independent, Kamis (22/10/2020).

Keduanya menambahkan, analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa lima hingga delapan detik pertama setelah terjadinya batuk sangat penting, untuk menghilangkan tetesan yang dihembuskan di udara. Volume udara terinfeksi sekitar 23 kali lebih banyak, daripada yang dikeluarkan melalui batuk.

"Kehadiran masker secara drastis mengurangi volume ini dan akibatnya, secara signifikan mengurangi risiko infeksi pada orang lain yang ada di ruangan itu. Demikian dengan upaya untuk memotong jarak yang ditempuh awan, seperti batuk ke siku dan menggunakan sapu tangan, dapat mengurangi volume awan batuk dan kemungkinan penyebaran virus," tambah para penulis.

Para ilmuwan dari Indian Institute of Technology, Mumbai, mengatakan penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Physics of Fluids itu dapat digunakan dalam membantu merancang ventilasi ruang tertutup untuk mengurangi penyebaran penyakit.

Penelitian ini juga dapat membantu menentukan berapa banyak orang yang dapat ditampung dengan aman di bangsal rumah sakit, gerbong kereta, kabin pesawat, atau restoran.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mengenakan segala jenis penutup wajah di atas hidung dan mulut, dapat membantu mengurangi penyebaran tetesan virus saat seseorang batuk atau bersin.

Laporan internasional yang diterbitakan The Lancet pada 3 Juni lalu, telah menganalisis data dari 172 penelitian lain di 16 negara dan memperkirakan bahwa hanya ada 3 persen kemungkinan tertular Covid-19 jika seseorang memakai masker wajah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Kamis 25 April 2024, Tiket Rp50 Ribu

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 03:37 WIB

Advertisement

alt

Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit

News
| Kamis, 25 April 2024, 01:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement