Bahaya, Ancaman Long Covid-19 Bisa Terjadi Pada Anak-anak
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pihak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan peringatan potensi terjadinya long Covid-19 pada anak dengan riwayat komorbid seiring dengan lonjakan kasus dan penanganan rumah sakit yang tidak optimal.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Pulungan menyampaikan, kondisi komorbid pada anak berbeda dengan orang dewasa, khusus anak, ini bisa terjadi karena adanya malnutrisi, obesitas, kelainan bawaan, TBC, cerebral palsy yang terkadang tidak terdeteksi.
Advertisement
Hal ini diperparah dengan kondisi rumah sakit yang penuh sehingga penanganan pasien anak tidak optimal.
“PCR kita hanya beberapa provinsi yang sesuai WHO. Lalu tidak transparansinya data anak di seluruh provinsi di seluruh Indonesia. Kalau kita tidak testing anak [dengan jumlah] banyak, kita takutnya ada gejala long Covid pada anak,” ungkapnya saat konferensi pers pada Minggu (27/6/2021).
Beberapa gejala long Covid kemungkinan akan muncul selama 4 - 8 bulan seperti lemah, susah konsentrasi, sesak, rambut rontok, nyeri sendi dan lainnya.
Jika penanganan bagi anak yang positif Covid-19 dengan gejala ringan cukup dengan isolasi mandiri dan memanfaatkan telemedicine, bagi anak dengan komorbid perlu berkonsultasi khusus ke fasilitas kesehatan agar tidak jatuh ke kondisi berat atau kematian.
Seperti diketahui, Indonesia menjadi negara dengan kematian dari kelompok anak-anak tertinggi dibandingkan negara lain. Kematian tertinggi akibat Covid-19 berasal dari kelompok balita hingga di atas 50 persen dan umur 10-18 tahun sebanyak 30 persen.
“Anak yang tertular Covid walaupun bergejala ringan bisa berkontribusi sebagai sumber penularan yang dapat meningkatkan risiko bagi anggota keluarga lain,” tandasnya.
Untuk itu, profesor di Universitas Indonesia ini mendukung pemberian vaksin Covid-19 kepada anak dan mendorong peningkatan jumlah testing pada anak dan remaja.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar kegiatan yang melibatkan anak usia 0-18 tahun diselenggarakan secara daring dan tidak membawa anak ketika keluar rumah, kecuali mendesak. Di saat yang sama, pemberian ASI juga harus terus diupayakan.
“Ini saatnya mengajarkan anak secara disiplin dan mematuhi protokol kesehatan. Tetap lengkapi imunisasi rutin.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pilkada 2024, Kampanye Akbar di Sleman Hanya Dilakukan Dua Kali
Advertisement
Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement