Advertisement

Efek Vaksin, Para Peneliti Temukan Kasus Kulit Melepuh Setelah Disuntik Pfizer

Ni Luh Anggela
Jum'at, 28 Januari 2022 - 08:47 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Efek Vaksin, Para Peneliti Temukan Kasus Kulit Melepuh Setelah Disuntik Pfizer Vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech - BBC

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Efek samping dari vaksinasi booster terus dilaporkan seiring dengan vaksinasi booster yang sedang berjalan.

Sebuah studi baru-baru ini mendokumentasikan kasus pemfigoid bulosa yang muncul setelah mendapatkan vaksin Covid-19. Pemfigoid bulosa merupakan kondisi kulit langka yang menyebabkan timbulnya lepuhan besar dan berisi cairan.

Advertisement

Setidaknya, para peneliti melaporkan ada tujuh pasien dengan pemfigoid bulosa, dimana empat diantaranya mengalami pemfigoid bulosa onset baru setelah melakukan vaksinasi dan tiga lainnya mengalami eksaserbasi atau gejala sakit mendadak pasca vaksinasi dari pemfigoid bulosa sebelumnya.

"Hingga saat ini, kami telah mengamati empat pasien dengan pemfigoid bulosa baru dan tiga pasien dengan eksaserbasi pemfigoid bulosa sebelumnya, setelah melakukan vaksin Covid-19," tulis para peneliti, melansir Express, Kamis (27/1/2022).

Dua dari empat kasus dengan penyakit onset baru, diamati pada mereka yang telah mendapatkan dosis kedua CoronaVac, vaksin inaktif dan dua diantaranya yang telah mendapatkan dosis pertama vaksin mRNA Pfizer, dimana vaksin Pfizer kini diberikan sebagai vaksin ketiga.

Di sisi lain, para peneliti mencatat, ketiga pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah sebelumnya divaksinasi dengan vaksin CoronaVac.

Baca juga: Target 100 Lansia per Hari, Cek Jadwal Vaksinasi Booster Lansia di RSUD Sleman

Menurut para peneliti, periode latensi untuk efek samping bervariasi, antara dua minggu hingga satu bulan setelah vaksinasi. Adapun jangka waktu terpendek sebelum gejala muncul ada satu minggu setelah dosis pertama pada satu pasien.

Ini bukanlah studi pertama yang mendokumentasikan pemfigoid bulosa setelah vaksinasi Covid.

Studi lainnya, yang diterbitkan di jurnal Dermatologic Therapy melaporkan kasus seorang pria berusia 83 tahun dengan riwayat eritema multipel dan lepuh dengan gatal selama 30 hari.

Para peneliti menuturkan, pria tersebut berada pada kondisi kesehatan yang cukup baik, tanpa ada kondisi medis signifikan lainnya. Selain itu, pria tersebut tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tertentu dan kelainan kulit.

Satu minggu setelah mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-19 Pfizer, pasien itu mengembangkan lesi bulosa pertamanya.

Awalnya, kondisi lepuh yang hanya muncul di kakinya salah didiagnosis sebagai lesi pasca-trauma oleh dokter umum.

Kemudian, tiga hari setelah vaksin dosis kedua -setelah satu bulan mendapatkan vaksinasi pertama - lepuh kemudian kembali muncul, namun pada anggota tubuh lainnya.

Kerusakan Kekebalan Tubuh

Menurut Mayo Clinic, lepuh yang muncul ini terjadi karena kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. Mereka menuturkan, sistem kekebalan tubuh yang biasanya menghasilkan antibodi untuk melawan bakteri, virus dan zat asing lainnya, terkadang dapat mengembangkan antibodi ke jaringan tertentu di tubuh Anda, tanpa alasan yang jelas.

Pada pemfigoid bulosa, sistem kekebalan menghasilkan antibodi terhadap serat yang menghubungkan lapisan luar kulit (epidermis) dan lapisan kulit berikutnya (dermis). Akibatnya, antibodi ini memicu peradangan yang menghasilkan lecet dan gatal pada pemfigoid bulosa.

Efek samping ini hanya ditemukan pada sejumlah kecil populasi, sehingga Anda tidak perlu takut ataupun khawatir untuk mendapatkan vaksinasi. Sebab, manfaat dari vaksinasi jauh lebih besar daripada risikonya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 06:27 WIB

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement