Advertisement

Peneliti Mengungkap Alasan Kita Mengantuk Seusai Makan

Lajeng Padmaratri
Kamis, 01 September 2022 - 23:37 WIB
Bhekti Suryani
Peneliti Mengungkap Alasan Kita Mengantuk Seusai Makan Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Seringkali kita bertanya-tanya, mengapa kita menjadi mengantuk setelah makan. Padahal, makanan dibutuhkan sebagai sumber energi. 

Tubuh manusia terdiri dari banyak faktor. Usai makan, justru muncul rasa kantuk yang terjadi atau bisa kita sebut dengan post-lunch slump.

Advertisement

Dikutip dari Live Science, ahli gizi dengan latar belakang studi mikrobiologi Claire Shortt menuturkan manusia ketika makan akan memacu serangkaian tindakan di usus dan di seluruh tubuh. Menurutnya, kadar gula darah mungkin menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap perasaan mengantuk yang kita alami setelah makan.

“Saat kita makan makanan tinggi gula bisa menyebabkan gula darah kita naik lalu turun dengan cepat,” jelasnya.

Hal tersebutlah yang dapat menyebabkan kita merasa kelelahan secara tiba-tiba setelah makan. Kelelahan itu yang berujung pada rasa mengantuk.

Namun, hal itu bukan satu-satunya faktor penyebab kita mengantuk. Setelah makan, terkadang terjadi lonjakan produksi dan pelepasan serotonin, sehingga hormon pun turut berpengaruh.

"Peningkatan kadar hormon dapat membuat kita merasa sedikit mengantuk. Serotonin memainkan peran penting dalam suasana hati dan siklus tidur kita, dan ketika kadarnya meningkat setelah makan, itu bisa membuat Anda merasa mengantuk," terang Shortt.

Pilihan Makanan

Shortt menyebutkan sejumlah makanan lebih cenderung menyebabkan kantuk daripada yang lain. Misalnya, makanan yang kaya asam amino.

"Makan makanan kaya asam amino yang disebut triptofan dapat menyebabkan kantuk. Ini karena ia terlibat dalam produksi serotonin. Triptofan ditemukan dalam banyak makanan kaya protein seperti keju, telur, kalkun, dan tahu," kata dia.

Beberapa makanan lain, seperti buah cherry, dapat memengaruhi kadar melatonin dalam tubuh yang dapat meningkatkan kualitas tidur. Sebuah studi yang dilaksanakan pada tahun 2015 tentang efek fisiologis melatonin, yang kemudian diterbitkan dalam jurnal Neurochirurgie, memperkuat hubungan antara tingkat melatonin dalam tubuh dan tidur.

Shortt menjelaskan jika merasa lelah atau pusing setelah makan terkadang dikenal dengan istilah 'Kabut Otak', yang umumnya terjadi pada individu yang memiliki alergi makanan dan intoleransi.

Selain itu, ini juga terjadi pada mereka dengan pertumbuhan bakteri di usus kecil atau disebut SIBO. SIBO dapat didiagnosis menggunakan glukosa atau tes napas laktulosa dengan bantuan profesional.

Shortt menyarankan orang-orang untuk mengonsumsi makanan berserat tinggi, sehingga dapat membantu menstabilkan kadar gula darah Anda untuk menghindari kantuk. "Cobalah untuk makan teratur dan hindari makan dalam porsi yang sangat besar. Ini bisa membebani sistem pencernaan Anda sehingga Anda merasa lelah dan lesu," kata dia. (Live Science)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Viral Balon Udara Tiba-tiba Mendarat di Runway Bandara YIA

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 08:17 WIB

Advertisement

alt

KPK Ungkap Mantan Kepala Bea Cukai Jogja Lakukan Pencucian Uang Capai Rp20 Miliar

News
| Sabtu, 20 April 2024, 07:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement