Advertisement

Promo Desember

Benarkah HIV Bisa Menular Lewat Gigitan Nyamuk?

Widya Islamiati
Rabu, 14 September 2022 - 12:47 WIB
Budi Cahyana
Benarkah HIV Bisa Menular Lewat Gigitan Nyamuk? Ilustrasi nyamuk - Antara/Anis Efizudin

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Banyak orang memercayai HIV bisa menular lewat gigitan nyamuk. Namun, pakar kesehatan memberikan pendapat yang lain yang lebih ilmiah.

Tidak seperti Covid-19 yang penularannya relatif mudah dan cepat melalui droplet, penularan HIV cenderung lebih sulit seperti dengan penggunaan alat suntik bersamaan, berhubungan badan, ataupun melalui air susu ibu. Sementara, penularan lewat gigitan nyamuk tidak terbukti secara ilmiah.

Advertisement

Penemu kasus HIV dan AIDS pertama kali di Indonesia, Zubairi Djoerban, melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, menjelaskan tentang pendapat nyamuk bisa menularkan HIV.

Pertanyaan seperti ini menurutnya bukanlah pertanyaan yang baru. Banyak orang bahkan meminta dipindah saat mendapati teman satu kamarnya di rumah sakit mengidap HIV.

Zubairi menyebut sampai saat ini belum ada fakta medis yang membenarkan pertanyaan tersebut.

Gigitan nyamuk memang bisa menularkan berbagai macam penyakit yang berasal dari virus seperti malaria ataupun demam berdarah. Akan tetapi menurut Zubairi, hal ini tidak berlaku untuk HIV ataupun AIDS.

Ini karena virus HIV tidak sama dengan virus malaria ataupun demam berdarah. Jika mengisap darah yang mengandung virus HIV, nyamuk akan mati dengan cepat tanpa sempat mengisap darah orang lain lain. Sebab, virus HIV akan membuat nyamuk tidak tenang.

BACA JUGA: Iklim di Indonesia Panas, Ini Tips Memilih Jenis Kain untuk Pakaian

Selain itu, Zubairi juga menyebutkan kontak fisik seperti bersentuhan dan berpelukan tidak akan membuat seseorang tertular HIV.

"Termasuk berbagi peralatan makan, mandi, gigitan nyamuk, batuk, bersin, keringat, itu semua tidak dapat menularkan HIV," cuit Zubairi, Senin (13/9/2022).

Pada 2019, WHO menyebutkan HIV hanya dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh orang yang terinfeksi. Misalnya darah, ASI, cairan semen (cairan mengandung sperma pria) dan cairan vagina. Selain itu, WHO juga mengungkap kontak sehari-hari tidak dapat menularkan virus ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadi Korban Nuthuk Tarif Parkir di Sleman? Laporkan Saja ke Nomor Ini

Sleman
| Minggu, 22 Desember 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Vanuatu Kembali Diguncang Gempa Bumi Besar, Kali Ini Magnitudo 6,1

News
| Minggu, 22 Desember 2024, 13:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement