Advertisement
Ternyata Hal Sepele Ini Juga Termasuk Baby Shaming ...
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO – Tidak hanya orang dewasa saja yang mengalami body shaming. Bayi yang bahkan belum bisa merangkak pun sudah diserang dengan kritikan tentang tubuhnya, seperti yang dialami putra Tasya Kamila pada 31 Juli 2019 lalu.
Baby shaming merupakan salah satu bentuk body shaming. Tindakan baby shaming seperti dijelaskan di laman Babygaga yang dikutip Solopos.com, Jumat (13/9/2019) berkaitan dengan mengkritik penampilan tubuh, usia, pakaian yang dikenakan, perilaku saat makan, berat badan, dan mencubit tubuh bayi karena gemas.
Advertisement
Ungkapan seperti, “mungkin aku bisa membantu bayimu untuk mengurangi berat badannya,” ternyata menjadi bagian dari baby shaming. Perilaku baby shaming seringkali terjadi tanpa disadari. Hal itu sejalan dengan terbiasanya jari-jari dan mulut sebagian orang untuk mengomentari sesuatu tanpa berpikir panjang.
Hasil penelitian terbaru oleh University of Michigan, Amerika Serikat, menunjukkan 317 ibu merasa tidak bahagia saat dikritik sepihak mengenai anak-anak mereka oleh orang lain. Parahnya lagi, kritikan itu datang dari lingkungan terdekat.
“Dua pertiga [sekitar 317] dari 475 ibu merasa tidak bahagia karena kritikan sepihak orang lain tentang bagaimana mereka merawat anak-anaknya. Kebanyakan kritikan pedas itu datang dari lingkungan terdekat, seperti keluarga mereka sendiri,” ungkap Jennifer Delgado, psikolog sekaligus penulis jurnal ilmiah, dalam laman Psychology-spot.
Jangan salah, baby shaming ternyata tidak hanya dilakukan oleh orang lain saja. Orang tua kandung bisa menjadi pelaku utama baby shaming. Dilansir Romper, berikut beberapa perilaku yang kebanyakan orang tua lakukan tanpa disadari merupakan contoh tindakan baby shaming:
Melarang anak menangis
Saat orang tua mengatakan, “jangan menangis,” sama saja menunjukkan kalau bayi telah melakukan kesalahan karena merasa takut, sedih, atau alasan lainnya. Memberi ungkapan, “mama di sini untukmu. Mama tahu kamu sedih,” kepada sang bayi akan membuatnya tahu kalau perasaan mereka benar dan orang tua hadir untuknya.
Menertibkan waktu mengemil
Membuang makanan atau camilan ke tanah menjadi perilaku yang lumrah bagi bayi. Jadi, Anda sebaiknya tidak memarahi bayi yang melakukan tindakan tersebut. Memberi bayi pengertian sejak dini untuk meletakkan makanan di piring merupakan tindakan yang tepat. Namun, perhatikan tinggi rendahnya intonasi dan pemilihan kata saat menasihati bayi untuk menghindari trauma.
Berharap bayi jadi anak baik
Brene Brown, peneliti dan profesor di University of Houston, Amerika Serikat, mengatakan, melontarkan harapan bayi menjadi anak baik adalah hal yang kurang tepat. Sebab, hal itu meningkatkan kemungkinan anak menjadi tidak baik di kemudian hari.
Mendalili anak
Menggunakan unsur agama untuk mengubah perilaku anak dapat menyinggung egonya. Perasaan aman dan menyayangi dari diri anak justru bisa hilang. Anak bahkan akan mempertanyakan apakah mereka disayangi di dalam keluarganya sendiri atau tidak.
Terlalu menuntut
Kata tolong, terima kasih, dan maaf sudah cukup mengajarkan anak untuk bersikap baik. Jangan terlalu menuntut anak atau mereka akan tertekan.
Membandingkan anak
Berhati-hatilah saat membandingkan anak dengan saudara atau temannya. Orang tua harus bisa bersikap adil kepada anak-anak mereka. Jika tidak, yang tadinya bersaudara dengan baik bisa jadi malah saling membenci.
Tak mau minta maaf
Laura Markham, psikolog klinis sekaligus pendiri Aha! Parenting (situs mengenai cara mengasuh anak asal Amerika Serikat), seperti dikutip dari Psychology Today, mengatakan, orang tua harus fokus memperbaiki hubungan dengan anak.
Meskipun butuh keberanian lebih untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf, tapi itu akan membuat Anda menjadi orang tua yang baik. Anda pun bisa membesarkan anak-anak yang lebih sehat, menghargai hubungan, dan mampu mengambil tanggung jawab
Mengenali bentuk baby shaming dapat menjadi bekal bagi diri sendiri agar terhindar bahkan memutus rantai body shaming. Bila Anda pernah melakukan tindakan body shaming, segeralah menghentikannya. Namun, bila Anda menjadi korban dari body shaming, jangan ragu untuk menceritakannya ke orang terdekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : solopos.com
Berita Lainnya
- Ada Aturan Baru terkait Polemik KomandanTe, 5 Caleg PDIP Wonogiri Tetap Mundur
- MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM
- Setelah 10 Bulan, Polisi Sragen Berhasil Tangkap Pencuri Ponsel di Sambirejo
- Aksi Simpatik Siswa SMPN 10 Solo Dukung Timnas Indonesia di Piala Asia U-23
Berita Pilihan
Advertisement
Soal Pembebasan Lahan untuk IKN dan PSN, AHY: Tidak Boleh Asal Gusur
Advertisement
Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
Advertisement
Berita Populer
- 11 Cara Kematian Paling Menyakitkan Menurut Sains
- Selain Enak, Deretan Makanan Super Ini Bisa Cegah Penyakit
- Manfaat Tertawa, Menggigil, hingga Muntah pada Tubuh Anda
- Sejumlah Zodiak Ini Diramalkan Menikah di Tahun 2023
- Seorang Ibu Minum ASI Sendiri karena Tak Rela Jika Dibuang
- Wajah dan Tubuh Tidak Simetris, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement