Advertisement

Mom, Ini Tips Masak MPASI Enak dan Bergizi: Karbo dan Protein Dipisah

Newswire
Minggu, 23 Agustus 2020 - 05:17 WIB
Nina Atmasari
Mom, Ini Tips Masak MPASI Enak dan Bergizi: Karbo dan Protein Dipisah Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Saat anak memasuki usia enam bulan, sudah saatnya ibu memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Periode ASI eksklusif telah berakhir.

Biasanya para ibu akan galau tingkat tinggi memikirkan apa makanan pertama atau MPASI (makanan pendamping ASI) yang akan diberikan kepada anaknya.

Advertisement

Baca juga: Cara Mengatasi Sembelit pada Anak

Alih-alih memberikan rasa yang wajar, kebanyakan ibu akan memasukkan apapun ke dalam MPASI pertama anaknya, dengan dalih bergizi. Alhasil, bukannya anak happy malah merasa mual karena bisa saja rasanya tidak mudah diterima lidah mereka.

MPASI Enthusiast sekaligus founder @MammaKanin, Inta Heruwanto, M.Sc mengatakan langkah pertama membuat MPASI adalah memisahkan antara karbohidrat dan makanan yang mengandung protein.

"Menurut aku yang penting memisahkan antara karbohidrat dan protein. Jadi kadang ibu-ibu, karena anaknya harus dapet semua nutrisi semua diaduk jadi satu, jadi nasi tim jadi satu, diblender yang ada anaknya enek," ujar Inta dalam diskusi di IG LIVE @ayahbunda_, Jumat (21/8/2020).

Kata Intan, meski anak belum mengenal rasa selain ASI bukan berarti para ibu bisa asal memberikan MPASI, harus juga mempertimbangkan rasa makanan itu sendiri, dan pastikan harus pakai hati apalagi itu untuk anak sendiri.

Baca juga: Sakit Kepala Mendadak? Cobalah Redakan dengan 4 Makanan Ini

"Maksud aku kalau masak MPASI harus pakai hati, tetap harus ada nilai kulinernya, bayangin kalau kita suruh makan kacang hijau, jagung, kan kasihan. Jadi tetap harus ada resep, nilai kulinernya tinggi," kata dia.

Ibu 3 anak itu lantas mengatakan, tidak ada salahnya mengikuti resep turun temurun dari orangtua zaman dulu. Tapi yang harus diperhatikan kadar GGL, garam, gula, dan lemak.

Tidak apa-apa pada MPASI GGL tidak terlalu terasa, biarkan anak merasakan rasa alami dari makanan tanpa embel-embel. Ini karena karbohidrat sudah mengandung gula, buah ada rasa manis, dan begitu juga sayuran seperti wortel dan sebagainya.

"Misalnya ada yang dapAt resep warisan dari nenek, soto enak banget, kita turun temurun hargai bahan tetap dipakai, cuma garam, lada, mecin di take out itu makanan simpel dan anak jadi happy makannya, kita harus enjoy masaknya," tuturnya.

Jangan Kesal Saat Kecolongan

Di masa kini anak juga mulai mengenal lingkungannya, Inta menyarankan orangtua untuk tidak 'keras kepala' sehingga menolak pemberian orang lain, terutama nenek, guru atau orangtua temannya.

Tidak apa anak sedikit longgar di luar, asal selama di rumah anak kembali lagi makannya dikontrol, sehingga tidak terlalu kebablasan khususnya dalam mengenal GGL.

"Setidaknya aku sama suami dari rumah sama-sama janjian anak mau dikenalin gula garam umur berapa? 2 tahun, yaudah. Tapi kalau ada tiba-tiba kecolongan jangan marah," terangnya.

Di sinilah perlu kerjasama tidak hanya keputusan ibu tapi juga keputusan suami dalam mendidik anak, termasuk saat pemberian MPASI.

"Jilalau menyusui perlu dukungan suami, maka ngasih makan anak MPASI juga perlu dukungan suami," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Sambut Pemudik dan Wisatawan Libur Lebaran 2024, Begini Persiapan Pemkab Gunungkidul

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 11:47 WIB

Advertisement

alt

Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 11:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement