Advertisement

Bahaya Kecemasan, Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit dan Kematian

Choirul Anam
Minggu, 08 November 2020 - 05:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Bahaya Kecemasan, Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit dan Kematian Kecemasan bisa menimbulkan risiko penyakit - hipnoterapi.com

Advertisement

Harianjogja.com, MALANG—Belum lama ini, mahasiswa  Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menemukan  metode untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan masyarakat dalam berobat ke rumah sakit dengan menerapkan Electronic House Call berbasis telemedicine.

Sania Umazatul Amsa, Mahasiswa Semester 5 Program Studi Keperawatan Fikes UMM, penemu metode itu mengatakan gagasan muncul karena ada keprihatinannya terhadap kecemasan dan ketakutan masyarakat dalam berobat ke rumah sakit. Kecemasan dan ketakutan itu dikarenakan mewabahnya Covid-19.

Advertisement

“Jika ini dibiarkan, maka angka kematian bisa meningkat sebab seseorang, misalnya penyakit jantung terlambat ditangani, maka pasien tersebut bisa tidak tertolong karena tidak tertangani oleh tenaga kesehatan,” ucapnya di Malang, Jumat (6/11/2020). 

Baca juga: 7 Tips Keuangan untuk Bertahan dan Menghadapi Resesi Ekonomi

Padahal rumah sakit sebetulnya sudah berupaya menerapkan protokol kesehatan yang sesuai serta memisahkan pasien isolasi Covid-19 dengan umum.

Pemerintah juga telah menghimbau agar masyarakat tidak takut berobat ke rumah sakit. Namun, fakta yang terjadi hingga tujuh bulan i pandemi Covid-19 di Indonesia, masyarakat tetap tidak mau, setidaknya enggan, berobat ke rumah sakit.

“Di sinilah pentingnya diterapkan Electronic House Call berbasis Telemedicine ini,” ucapnya.

Electronic House Call berbasis telemedicine, kata dia, merupakan metode pelayanan kesehatan kunjungan rumah yang menggunakan teknologi dan internet untuk menjaga kondisi kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Metode ini cocok digunakan pada masa pandemi. Pasien yang harus melakukan kontrol rutin ke rumah sakit setiap bulannya namun takut terpapar virus, tidak mengharuskan pasien untuk datang ke rumah sakit.

Metode ini membutuhkan laptop yang terinstal software, internet dan monitor vital sign. Sebelum melakukan konsultasi melalui video call, pasien harus melakukan kontrak waktu dengan petugas kesehatan karena pasien tidak dapat langsung melakukan video call untuk mencegah kelebihan sistem perawatan.

Bila dalam keadaan darurat pasien dapat menghubungi langsung mendapatkan sistem pelayanan 24 jam yang langsung terhubung dengan fasilitas kesehatan terdekat.

Baca juga: Ini Makanan dan Minuman Harus Dihindari Usai Olahraga, Salah Satunya Telur Goreng

Ketua Program Studi Keperawatan Fikes UMM, Nur Lailatul Masruroh mengapresiasi temuan mahasiswanya ini. Dia menilai, sistem ini sangatlah futuristik dan merupakan solusi dalam jangka panjang bagi masyarakat Indonesia.

“Saya kira harusnya setiap rumah sakit harus sudah memikirkan hal ini guna mengurangi dampak kecacatan dan kematian yang semakin tinggi,” ujarnya. Dia merekomendasikan metode ini untuk bisa diterapkan oleh Pemerintah.

Gagasan yang diusung Sania Umazatul Amsa ini memenangi kompetisi esai nasional keperawatan dengan menjadi juara pertama di ajang PIMANAS yang diselenggarakan Prodi Keperawatan Poltekkes Semarang awal November 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Baru KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur, Jumat 19 April 2024

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 04:47 WIB

Advertisement

alt

Cabuli Santri, Pengasuh Pesantren Divonis 15 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar

News
| Kamis, 18 April 2024, 23:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement